Memuat Titik Sona...

Bab 9 – Liquidity & Rejection

Dalam trading, market tidak bergerak secara acak. Ada "permainan likuiditas" di balik setiap gerakan harga. Trader besar (bank, institusi) butuh liquidity (likuiditas/order lawan) untuk bisa masuk pasar dengan volume besar. Itulah sebabnya sering ada false breakout, fake move, atau stop hunt sebelum arah harga sebenarnya terbentuk.

9.1 Jenis Liquidity

Liquidity dalam konteks SNR biasanya muncul di area di mana banyak trader menaruh Stop Loss. Beberapa bentuk umum:

⏫⏬

Equal High / Equal Low

(Double Top / Double Bottom)

  • Banyak trader menganggap ini level kuat → SL mereka menumpuk di atas/bawah level ini
  • Institusi biasanya "ambil likuiditas" dengan menembus sedikit, lalu balik arah
🎯

Stop Hunt

  • Harga sengaja "menusuk" area high/low sebelumnya
  • Mengambil stop order trader retail → lalu kembali ke arah semula
🏊

Liquidity Pool

  • Kumpulan order stop di area tertentu (misal di atas resistance jelas)
  • Market maker butuh mengambil order itu sebelum melanjutkan trend

📌 Contoh:

Harga sudah sideways lama di area 1.2000 (EURUSD). Banyak stop loss menumpuk di atas resistance 1.2050.

➡ Harga tembus 1.2050 sebentar → trigger SL → lalu turun tajam (false breakout).

9.2 False Breakout & Fake Move

False Breakout (FB) → harga menembus level penting sebentar tapi gagal bertahan, lalu kembali masuk area.

Fake Move → pergerakan cepat yang seolah-olah kuat, padahal hanya "umpan" untuk mengisi order besar.

📌 Ciri-ciri false breakout:

  • Candle breakout dengan wick panjang
  • Volume tidak mendukung
  • Tidak ada follow-through candle setelah breakout

9.3 Rejection Candle

Salah satu cara membaca penolakan harga (rejection) adalah melalui candlestick tertentu:

📌

Pin Bar

(Wick panjang, body kecil)

  • Wick menolak level SNR → tanda buyer/seller kuat menahan harga
🔄

Engulfing Candle

  • Candle besar menelan candle sebelumnya → indikasi pembalikan arah
✖️

Doji di level penting

  • Keragu-raguan pasar
  • Sering jadi tanda potensi reversal jika muncul di support/resistance kuat

9.4 Korelasi Liquidity & SNR

SNR bukan hanya level pantulan harga, tapi juga tempat order menumpuk. Itu sebabnya:

  • Semakin jelas level SNR terlihat → semakin besar kemungkinan terjadi "stop hunt"
  • Liquidity biasanya "dikeluarkan" dulu (diambil oleh market maker) → baru harga melanjutkan arah sebenarnya

📌 Prinsip penting:

"Jika kamu melihat area yang terlalu obvious, kemungkinan besar di situlah market maker berburu likuiditas."

9.5 Contoh Praktis

💡 Bayangkan GBP/JPY:

  1. Resistance kuat di 185.00, harga mengetes level ini berkali-kali
  2. Banyak trader retail pasang sell limit di 185.00 dengan SL di 185.50
  3. ➡ Market maker dorong harga ke 185.60 → kena semua SL → lalu harga turun tajam ke 183.50

Inilah contoh klasik liquidity grab + rejection.

🎯 Kesimpulan Bab 9

  • Liquidity adalah area di mana order menumpuk (SL trader retail)
  • False breakout & fake move sering terjadi karena market butuh likuiditas
  • Rejection candle membantu konfirmasi arah setelah liquidity diambil
  • Ingat: jangan buru-buru entry saat breakout pertama → tunggu konfirmasi apakah itu valid atau hanya liquidity grab

🔥 Setelah paham liquidity & rejection, kita masuk ke Bab 10 – POI (Point of Interest).